![]() |
| Sebanyak 12 kuburan umum di Desa Ujong Kalak, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat terbongkar karena sebatang pohon di kompleks setempat tumbang dihantam angin kencang, Rabu (4/1). |
MEULABOH - Sebanyak 12 kuburan di pemakaman umum di Desa Ujong Kalak, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, terbongkar menyusul tumbangnya sebatang pohon besar di kompleks tersebut, akibat dihantam badai, Rabu (4/1). Angin kencang disertai hujan lebat juga merusak sejumlah rumah warga, serta menyeret empat tongkang batubara milik rekanan PT Mifa Bersaudara, hingga terdampar ke pantai di Aceh Barat dan Nagan Raya.
Informasi dihimpun Serambi kemarin, ke-12 kuburan yang terbongkar itu berada di bawah pohon. Selain mematahkan beton pembatas kuburan, beberapa peti jenazah juga terangkat ke atas.
Beberapa saat setelah kejadian, Tim Reaksi Cepat (TRC) dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terlihat bekerja keras untuk memotong pohon tersebut dengan tiga chainsaw. Sementara sejumlah warga setempat ikut membantu merapikan kembali ke-12 kuburan yang terbongkar tersebut.
Koordinator TRC, Kismar Turangga mengatakan, dari pemeriksaan terdapat 12 kuburan yang terbongkar. Pihaknya langsung berkoordinasi dengan aparat desa untuk menguburkan kembali keranda yang terbongkar. Sedangkan pohon yang tumbang telah dibersihkan. “Pohon besar itu tumbang setelah dihantam angin kencang,” kata Kismar.
Keuchik Ujong Kalak, Patani mengatakan, pohon cemara yang tumbang tersebut berusia puluhan tahun. Pohon itu sudah ada di areal tersebut sejak sebelum tsunami. “Kuburan-kuburan di lokasi ini juga sudah ada sebelum tsunami 26 Desember 2004,” kata Patani.
Di lokasi kuburan umum tersebut juga terdapat satu pohon ketapang yang ukurannya lebih besar dari pohon cemara yang tumbang kemarin.
Badai yang melanda Aceh Barat Rabu kemarin juga menyebabkan empat tongkang batubara milik rekanan PT Mifa Bersaudara terdampar ke bibir pantai di Aceh Barat dan Nagan Raya. Dua dari empat unit tongkang terdampar di Peunaga Rayeuk dan Gunong Kleng Kecamatan Meureubo, satu unit di Suak Indrapuri Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, dan satu lagi di Suak Puntong Kabupaten Nagan Raya.
Keempat tongkang tersebut dilaporkan dalam keadaan kosong dan sedang labuh jangkar di laut Meulaboh, tidak jauh dari lokasi pelabuhan batubara milik PT Mifa Bersaudara, di Aceh Barat. “Ada empat yang terdampar. Tali pengikat putus. Tapi tongkang yang terdampar dalam keadaan kosong,” ujar Kaharuddin, staf sebuah perusahaan yang memiliki tongkang tersebut.
Koordinator Panglima Laot Kecamatan Meureubo, Anhar menyatakan, kondisi laut cuacanya sedang buruk dan gelombang cukup tinggi. Namun terhadap terdamparnya tongkang tersebut baru akan ditarik setelah cuaca membaik.
Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Aceh Barat, Kismar Turangga mengatakan, BPBD masih melakukan pendataan terhadap laporan kerusakan rumah maupun toko akibat cuaca buruk kemarin. Laporan diperoleh kemarin, sejumlah rumah rusak akibat tertimpa pohon tumbang.
Di antaranya rumah milik Abu Bakar di Desa Peulante Kecamatan Bubon tertimpa pohon durian, rumah milik Halimatuk Sakdiah tertimpa pohon kelapa di Desa Simpang Peut, serta rumah milik Jamaluddin Desa Drien Rampak Arongan Lambalek, serta rumah toko di Bundaran Pelor Meulaboh. Namun tidak ada laporan korban jiwa. “Terhadap kerusakan rumah masih dalam pendataan. Kita masih terus memantau terhadap dampak badai tersebut,” kata Kismar Turangga.
Angin kencang yang disertai hujan lebat juga memadamkan listrik selama 2 jam di Meulaboh, Aceh Barat. Baliho yang rusak dan pohon tumbang menimpa kabel listrik. Manager PLN Area Meulaboh, Redi Zusanto mengatakan, setelah mendapatkan laporan, tim PLN langsung turun ke lokasi untuk memperbaiki jaringan.
Kepala Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Nagan Raya-Meulaboh, Edi Darlupti mengatakan, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih akan terjadi hingga tiga hari ke depan, dengan kecepatan angin 25 hingga 30 kilometer/jam dan gelombang laut 2,5 meter. “Kepada masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan,” harap Edi.
Ia menambahkan, potensi dari hujan bisa menyebabkan banjir dan nelayan diminta perlu kehati-hatian sehingga tidak menjadi korban. Sedangkan suhu 23-28 derajat celsius dan kelebaban 75-97 persen.
Sementara itu, ruas jalan provinsi di lintasan Jeuram, Nagan Raya menuju ke Takengon, Kabupaten Aceh Tengah tepatnya di kawasan Puncak Gunung Singgah Mata, Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang, Nagan Raya hingga Rabu (4/1) malam dilaporkan masih lumpuh setelah akses jalan di kawasan ini diterjang longsor tebing gunung.
Informasi diperoleh Serambi, terjangan longsor yang terjadi di dua titik tersebut masing-masing berada di kilometer 55 dan 57 yang disebabkan akibat hujan lebat yang mengguyur wilayah ini sejak beberapa hari lalu. Akibatnya, sejumlah pengguna jalan khususnya pengendara sepeda motor dan angkutan roda empat maupun roda enam hingga Rabu malam masih tertahan di lokasi longsor.
“Longsor tanah gunungnya menutupi badan jalan, sehingga menyebabkan ruas jalan ini tak bisa dilintasi pengguna jalan,” kata Dandim 0116 Nagan Raya M Wahyudi melalui Danposramil Beutong Ateuh Banggalang, Pelda Khairul kepada Serambi tadi malam.
Ia menjelaskan, di lokasi longsor pertama terdapat tanah longsor yang memenuhi badan jalan sepanjang 10 meter, sehingga menyebabkan arus transportasi ikut terganggu. Di lokasi kedua, kata Pelda Khairul, terdapat sejumlah pohon yang tumbang melintang di atas badan jalan.
Guna membantu warga yang terjebak longsor, prajurit TNI dari Posramil Beutong Ateuh Banggalang juga telah disiagakan di lokasi sambil menunggu datangnya alat berat. “Akses jalan saat ini hanya bisa dilalui kendaraan roda dua, itu pun harus bersusah payah karena tanahnya gembur dan licin akibat hujan,” kata Pelda Khairul.(riz/edi)
Sumber : serambi indonesia

Post a Comment