![]() |
Ketua Tagana Lhokseumawe Samsul Bahri
meninjau rumah warga yang ambruk akibat longsor di Desa Rayeuk Kareung,
Kecamatan Blang Mangat, Lhokseumawe, Rabu (25/1).SERAMBI/SAIFUL BAHRI
|
Ketua Tagana Lhokseumawe, Samsul Bahri, kemarin menjelaskan, dulu kawasan itu sempat ada aktifitas galian C, tapi sekarang tidak lagi. Satu bulan lalu, rumah Syaribanun dan Fitria Wati kondisinya nyaris ambruk akibat longsor, sehingga kedua keluarga itu harus mengungsi ke rumah saudaranya.
“Kebetulan malam kemarin (Selasa malam) hujan lebat membuat tanah di bekas galian C tersebut bertambah longsor, sehingga membuat rumah Syaribanun ambruk total,” katanya. Sementara Rasyid Tani bersama keluarganya sampai saat ini masih bertahan di rumah mereka, walau kondisinya rumahnya terancam ambruk.
Wakil Ketua Komisi C DPRK Lhokseumawe M Hasbi, mengatakan peristiwa itu terjadi akibat rusaknya lingkungan karena aktifitas galian C. Ke depan, ia meminta Pemko Lhokseumawe memperketat proses izin galian C, dan jika mengetahui ada eksploitasi secara ilegal segera dihentikan.
“Untuk korban yang rumahnya sudah hancur atau yang terancam ambruk, saya minta pemerintah segera menyalurkan bantuan,” ujarnya.(bah)

Post a Comment