BREAKING NEWS

Blogroll

Wednesday, 25 January 2017

Korban Pencari Gaharu Gagal Dievakuasi

Korban Pencari Gaharu Gagal Dievakuasi

* Heli tidak Bisa Mendarat

KUTACANE - Para korban pencari kayu gaharu di kawasan hutan lebat Pegunungan Deleng Pokhisen gagal dievakuasi. Helikopter yang dikerahkan untuk menemukan titik koordinat lokasi korban yang telah ditemukan masyarakat tidak terlihat, selain tidak bisa mendarat, seiring pepohonan besar menutupi kawasan pegunungan tersebut.

Basarnas satu unit helikopter jenis AW 139 pada Rabu (25/1), tetapi harus kembali ke Kutacane tanpa hasil. Berdasarkan laporan masyarakat, dua korban telah meninggal dunia dan satunya dalam kondisi kritis, tetapi nasibnya belum dapat diketahui, karena tim pencari yang berjalan kaki belum kembali.

Koordinator Basarnas Kutacane, Risky Hidayat, kepada Serambi, Rabu (25/1) mengatakan Helikopter Basarnas telah mengelilingi kawasan Pegunungan Deleng Pokhisen, Aceh Tenggara dari udara. “Tidak ada tanda-tanda lokasi korban terlihat dari udara, bahkan ada upaya untuk menurunkan personil, tetapi dibatalkan,” katanya.

Dia beralasan, kondisi hutan sangat lebat, sehingga tidak bisa menurunkan personil, sehingga tidak bisa mengevakuasi para korban. Menurut dia, saat ini korban yang dilaporkan meninggal dunia berjumlah dua orang yakni Sembiring (40) warga Medan dan Munjir, Warga Banda Aceh dan Bentol (60) warga Agara dilaporkan masih kritis.

Dikatakan, tim gabungan Basarnas juga telah melakukan pendakian ke Pegunungan Deleng Pokhisen yang terkenal terjal, jurang dam berliku-liku untuk membawa para korban bersama masyarakat ke pemukiman penduduk. Tetapi, dia mengaku belum mendapat laporan dari tim tersebut, karena jaringan komunikasi tidak ada di dalam kawasan hutan tersebut.

Dilansir sebelumnya, pencarian tiga pemburu kayu gaharu di Pegunungan Deleng Pokhisen, Aceh Tenggara akhirnya berhasil ditemukan oleh masyarakat. Tetapi, dua di antaranya sudah meninggal dunia dan satu lainnya dalam kondisi kritis, seiring kehabisan logistik atau perbekalan sejak beberapa pekan lalu.

Mereka ditemukan oleh masyarakat yang ikut melakukan pencarian para korban pada Minggu (22/1) di kawasan hutan lebat Deleng Pokhisen. Tetapi, masyarakat yang menemukan hanya bisa melaporkan ke pihak terkait, karena tidak bisa mengevakuasi, seiring jalan setapak yang berliku-liku dan terjal, selain jurang yang dalam.

Mendapat laporan tersebut, Basarnas yang telah menghentikan pencarian langsung berupaya mendatangkan helikopter dari bandara Kualanamu, Medan. Tetapi, karena cuaca buruk, rencana tersebut diurungkan dan diganti dengan melakukan jalan kaki ke lokasi tiga korban bersama masyarakat yang menemukan mereka.

Informasi pertama hilangnya para pencari kayu gaharu dilaporkan oleh salah satu dari enam korban yakni Arta (36), warga Terutung Payung, Bambel, pada Sabtu (31/12). Dia mengaku tersesat dan kehabistan logistik bersama kelima rekannya seusai berjalan di gunung sejak 5 Desember 2016. Seusai laporan itu, TNI dan polisi Agara juga berusaha mencari korban, disusul Basarnas dan masyarakat.(as)

upaya evakuasi
* Helikopter menyisiri pegunungan
* Hutan lebat menghalangi pandangan
* Personil tidak bisa diturunkan
* Heii kembali ke Kutacane
* Tim darat masih di pegunungan
* Korban ditemukan 22 Januari

Share this:

Post a Comment

 
Copyright © 2014 Tribun Aceh. Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates