![]() |
| MASSA menghadiri kampanye akbar yang diadakan Partai Aceh (PA) di lapangan Landing Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara, Rabu (11/1). |
Kandidat yang diusung PA tersebut adalah H Muzakir Manaf/TA Khalid, H Muhammad Thaib/Fauzi Yusuf, dan Suaidi Yahya/Yusuf Muhammad.
Kampanye itu dilaksanakan di samping Kantor Bupati Aceh Utara yang baru. Dihadiri massa pendukung PA dalam jumlah besar dari beberapa kabupaten/kota di Aceh.
Massa yang disebut Muzakir Manaf “berpuluh-puluh ribu orang” itu sudah mulai menuju lokasi kampanye pada pukul 11.00 WIB. Iring-iringan mobil dan sepeda motor (sepmor) berbendera PA dari wilayah barat dan timur yang menuju lokasi kampanye sempat mamacetkan jalan di beberapa titik, meski dikawal polisi.
Kemeriahan kampanye PA kali ini diawali dengan pengibaran bendera PA pada pukul 12.00 WIB. Terlihat pula massa yang mayoritas memakai baju merah bergambar pasangan Muzakir Manaf/TA Khalid, Muhammad Thaib/Fauzi Yusuf, dan Suaidi Yahya/Yusuf Muhammad.
Suasana semakin meriah ketika Mualem bersama TA Khalid tiba di lokasi dan disambut dengan Salawat Badar dan rapa-i pase. Juga dilanjutkan dengan Hikayat Prang Sabi dan Mars Partai Aceh.
Saat Mualem tiba juga dilepaskan balon ke udara. Di balon itu digantung bendera PA. Lokasi kampanye juga dimeriahkan dengan belasan layang-layang PA.
Massa yang bergerak dari arah barat dan timur Aceh Utara sempat memacetkan jalan nasional sekitar tiga kilometer selama tiga jam, mulai dari Simpang Dama, Kecamatan Lapang, Tanah Pasir, Tanah Luas, dan Lhoksukon.
Sampai selesai acara pukul 17.30 WIB, jalanan masih macet. Jajaran Komite Peralihan Aceh (KPA) dan pengurus PA dari sejumlah kabupaten/kota di Aceh sudah hadir satu hari sebelum acara tersebut. Sebelum Mualem tiba, juga hadir di lokasi Anggota DPR RI dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) asal Aceh, M Nasir Djamil, Khaidir Abdurahman, Anggota DPR RI dari Partai Gerindra asal Aceh, dua senator asal Aceh, Fachrul Razi dan H Sudirman alias Haji Uma.
Hadir pula Ketua DPR Aceh Tgk Muharuddin, Ketua KPA Samudera Pase Tgk Zulkarnaini bin Hamzah (Tgk Ni), Jubir KPA Pase M Jhony, dan Anggota DPRK Aceh Utara dan Lhokseumawe serta petinggi KPA/PA lainnya.
Kampanye akbar tersebut diawali M Nasir Djamil. Politisi PKS ini menyampaikan pemimpin Aceh yang tidak memiliki kekuatan politik di parlemen, seperti orang berjalan sebelah kaki. Ia dapat berjalan, tetapi lambat, sehingga sulit memajukan daerah dan rakyat Aceh Jika rakyat Aceh ingin daerahnya maju dan sejahtera, kata Nasir, dibutuhkan dukungan politik di parlemen dan itu dimiliki Partai Aceh yang didukung sejumlah partai nasional. “Saleum Panglima,” ujar Nasir. Sementara itu, Mualem saat berkampanye menyebutkan calon pemimpin yang diusung PA adalah untuk menyelesaikan persoalan MoU Helsinki. “Seluruh ulama ka geuduek sajan geutanyoe. Jinoe tameupakat ngon ulama dan umara, tapeugot Aceh lagee masa Iskandar Muda,” kata Mualem didampingi calon wakilnya, TA Khalid, selain Cek Mad/Sidom Peng dan Suaidi Yahya/Yusuf Muhammad.
Menurut TA Khalid, sehebat apapun pemimpin Aceh, jika tidak memiliki suara di parlemen, maka tidak ada artinya karena tidak akan mampu menyejahterakan rakyatnya. “Karena itu jangan terkecoh dengan pelayanan kesehatan selama ini. Karena pelayanan selama ini ada karena adanya dana otonomi khusus (Otsus). Dana tersebut diberikan pemerintah pusat karena adanya Partai Aceh, bukan karena dana pribadi seseorang,” pungkas TA Khalid.
Sementara itu, Cek Mad saat berorasi juga menyampaikan bahwa untuk membangun Aceh Utara yang harus dilakukan adalah meningkatkan sumber daya manusia dan itu sudah dipersiapkan. Sedangkan Tgk Nih menyebutkan kampanye akbar diadakan untuk memberitahukan kembali masyarakat bahwa PA lahir karena perjuangan, jadi harus diselamatkan juga oleh masyarakat.
Massa yang hadir saat kampanye tersebut juga dihibur dengan penampilan Imuem Jhon dan Malika Azzahra Muhri, anak Cek Mad yang masih bocah, dengan nyanyian lucu. Bocah itu juga sempat menyebutkan, “Hidup Cek Mad.”
Senator Aceh Fachrul Razi saat berorasi menyampaikan bahwa masyarakat di provinsi lain sangat menginginkan adanya dana otsus dan memiliki bendera sendiri seperti Aceh, tapi mereka tak memilikinya. Karena itu hasil perjuangan Aceh yang sudah memiliki hal itu harus dijaga, karena tak mudah mendapatkannya jika tak ada damai.
Tgk Yunus dari Aceh Timur mengajak para KPA yang sudah bergabung dengan kandidat lain supaya kembali ke PA untuk membangun Aceh. (jaf)

Post a Comment