
* Di Wilayah Kerja BI Lhokseumawe
LHOKSEUMAWE - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Lhokseumawe hingga Rabu (11/1), sudah menyebarkan uang emisi tahun 2016 (uang baru) sebanyak Rp 27 miliar dengan berbagai pecahan. “Kita sedang tunggu dikirim lagi dari Pusat untuk kita sebarkan ke masyarakat,” kata Kepala Perwakilan BI Lhokseumawe, Yufrizal, Rabu (11/1).
Yufrizal mengatakan, sejak dikeluarkannya uang pecahan baru, banyak informasi yang tidak benar sampai ke masyarakat. Misalnya tentang warna yang menyerupai mata uang negara lain, dicetak di luar perusahaan resmi, isu gambar seperti palu arit, serta terkait pencantuman gambar-gambar pahlawan nasional.
Terkait itu, ia menjelaskan, uang baru semuanya dicetak Perum Peruri dan dicetak disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Terkait penentuan warna uang baru, memang dikhususkan warna-warna yang akan sulit ditiru dengan tinta-tinta biasa yang dijual bebas.
“Bahkan khusus bagi pecahan yang angka depan sama, digunakan warna yang berbeda secara kontras. Misalnya pecahan 100 ribu rupiah dengan uang 10 ribu rupiah,” jelasnya.
Sementara penentuan gambar pahlawan, menurutnya, BI telah berkosultasi dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, sejarawan, akademisi, tokoh masyarakat dan ahli waris pahlawan nasional tersebut. “Awalnya ada 168 pahlawan nasional masuk nominasi yang akan termuat di 11 pecahan uang emisi baru. Setelah berbagai proses, terpilih 12 pahlawan nasional,” katanya.
Khusus masalah gambar yang diisukan palu arit, menurutnya, itu adalah rectoverso, yakni gambar saling isi dan merupakan salah satu unsur pengamanan dalam uang rupiah. “Gambar yang dikatakan mirip palu arit itu, bila diterawang akan berbentuk logo BI,” katanya.
Yufrizal juga menjelaskan, cara melihat keaslian uang emsisi baru, masih tetap sama dengan sistem 3D (dilihat, diraba dan diterawang). Saat dilihat, terdapat benang pengaman yang ditanam pada uang kertas dan nampak suata garis melintang atau anyaman yang dapat berubah warna bila dilihat dari sudut tertentu. Ada juga beberapa item lainnya yang bila dilihat dari sudut tertentu warnanya akan berubah.
Sedangkan metoda diraba, pada angka nominal, huruf terbilang, gambar utama dan lambang negara Burung Garuda akan terasa kasar. Serta dilengkapi dengan kode tuna netra di samping kiri dan kanan uang, bila diraba akan terasa garis-garisnya sesuai dengan dominal uang kertas.
Terakhir diterawang, setiap uang terdapat tanda air (watermark) yaitu suatu gambar tertentu yang akan terlihat bila diterawang ke arah cahaya, umumnya berupa gambar pahlawan. Lalu, setiap uang kertas terdapat gambar saling isi (Rectoverso) yaitu logo BI yang akan terlihat secara utuh apabila diterawang ke arah cahaya. Logo ini letaknya disebelah kiri. “Semoga masyarakat mengetahui bagaimana cara mengenali keaslian uang rupiah baru ini,” demikian Yufrizal.(bah)
Post a Comment