
MEULABOH - Hujan deras yang mengguyur sebagian Aceh dalam dua hari terakhir menyebabkan empat kabupaten banjir, yakni Aceh Barat, Pidie, Pidie Jaya, dan Bireuen. Akibat tergenang banjir, sebagian sekolah terpaksa diliburkan.
Dari Aceh Barat dilaporkan, banjir kembali terjadi dalam dua hari terakhir setelah wilayah itu diguyur hujan lebat. Sebuah sekolah di Kecamatan Woyla Barat, yakni SD Napai, terpaksa menghentikan proses belajar-mengajar (PBM) sejak Senin hingga Selasa (24/1) kemarin karena air masih merendam tiga desa di kecamatan itu. Termasuk sejumlah sekolah.
Kepala SDN Napai, M Jamin SPd kepada Serambi kemarin mengatakan, dalam bulan Januari ini saja sudah beberapa hari sekolah diliburkan. Pekan lalu pun sekolah diliburkan karena banjir.
Camat Woyla Barat, Mahdali mengatakan, banjir yang melanda wilayahnya mencakup tiga desa, yakni Desa Napai, Blang Cot Rubek, dan Blang Cot Mameh. Sejauh ini ia masih terus memantau kemungkinan wilayah terimbas banjir jadi bertambah, karena Krueng Woyla meluap setelah hujan lebat.
Kapolsek Arongan Lambalek, Iptu Riski MZ, Selasa kemarin membantah pemberitaan harian ini pada edisi Selasa (24/1) di halaman 12 yang dikutip dari antara.com bahwa di Kecamatan Arongan Lambalek tidak benar terjadi banjir pada Senin (23/1).
Demikian juga foto master di halaman 12 bahwa yang diabadikan itu bukan kawasan Teuping Peuraho Kecamatan Arongan Lambalek, melainkan kawasan Napai dan Alue Lhok yang masuk wilayah Kecamatan Woyla Barat.
Akhir Januari
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Meulaboh-Nagan Raya, Edi Darlupti menyatakan, potensi hujan ringan masih akan turun hingga akhir Januari di pantai barat-selatan Aceh. Gelombang laut mencapai 0,5-2,5 meter sehingga perlu diwaspadai.
Dari Sigli, ibu kota Pidie dilaporkan, Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Pidie juga meliburkan proses belajar-mengajar di empat madrasah akibat banjir yang merendam madrasah tersebut.
Keempat madrasah itu adalah MIN Teupin Raya, MIN Paloh Padang Tiji, MIN Reube, dan MTsS Teupin Raya. Kankemenag Pidie belum tahu kapan pastinya PBM kembali aktif di madrasah itu, mengingat banjir belum surut.
Empat madrasah yang terkena dampak banjir itu adalah MIN Teupin Raya, MIN Paloh Padang Tiji, MIN Reube, dan MTsS Teupin Raya.
Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pidie, Apriadi SSos, kepada Serambi kemarin mengatakan, hujan yang mengguyur Pidie, Senin (23/1) malam, menyebabkan tiga aliran sungai meluap, sehingga merendam tiga kecamatan, yakni Kembang Tanjong, Glumpang Tiga, dan Padang Tiji. Air menggenangi rumah warga setinggi 30 cm, namun tak ada warga yang mengungsi.
Menurut Apriadi, banjir terparah terjadi di Teupin Raya, Kecamatan Glumpang Tiga yang merendam puluhan rumah warga, sarana pendidikan, dan ruas jalan nasional. Banjir itu terjadi akibat meluapnya Sungai Teupin Raya, tapi kini sudah surut.
Hutan gundul
Anggota DPRK Pidie, Drs Isa Alima, kepada Serambi, mengatakan, seringnya Pidie dilanda banjir akibat hutan lindung telah gundul sebagai dampak dari maraknya pembalakan liar. Begitu hujan mengguyur, tak ada lagi pohon di hutan lindung yang menyerap air. Sungai yang umumnya dangkal juga tak mampu menampung air yang turun dari pegunungan, sehingga terjadi luapan yang menerjang permukiman warga, sarana pendidikan, dan rumah ibadah.
“Kita minta dihentikan pembalakan liar di hutan yang merupakan warisan nenek moyang yang seharusnya kita jaga keutuhannya, bukan justru ditebang secara membabi buta,” kata politisi Partai Gerindra itu.
6 Gampong terendam
Ekses hujan deras sepanjang Senin malam hingga Selasa (24/1) dini hari tergenang banjir dan luapan Krueng Putu, Kecamatan Bandarbaru, Pidie Jaya (Pijay), sehingga enam gampong kembali terendam serta fasilitas sekolah dan perkantoran. Sebelumnya, bencana serupa terjadi Jumat (20/1) malam akibat hujan deras serta luapan Krueng Putu.
Kapolres Pidie, AKBP M Ali Kadhafi SIK melalui Kapolsek Bandarbaru, Iptu Agus Priadi SH kepada Serambi, Selasa (24/1) mengatakan, hujan deras sepanjang Senin sampai Selasa (24/1) menyebabkan enam gampong terendam banjir, yakni Gampong Ara, Udeung, Baroh Cot, Sagoe Langgien, Keudee Lueng Putu, dan Cut Langgien.
“Rata-rata ketinggin air di permukiman warga setinggi 50 cm. Lebih tinggi dari banjir sebelumnya pada Jumat (20/1) lalu,” sebut Iptu Agus.
Di Pidie, enam gampong terendam, tujuh sekolah meliputi SDN 1, SMPN 1, SMAN 1, MAS, Dayah Jeumala Amal, SD Mon Sagoe, dan SD Bertingkat di Luengputu, serta lima perkantoran KUA, camat, polsek, Kantor Pos, dan Koramil.
Dari Bireuen dilaporkan, hujan deras yang mengguyur kabupaten itu sejak Senin sore hingga Selasa kemarin menyebabkan kawasan sawah tadah hujan di Paya Geurugoh Gandapura mencakup tujuh desa tergenang. Selain itu, tanggul irigasi Waduk Lhok Moncinu, Kecamatan Pandrah, patah sehingga air meluap ke persawahan di kawasan itu.
Keuchik Tanjong Masjid, M Jafar memprediksi, genangan setinggi 1/2 meter lebih itu baru akan surut dua minggu ke depan melalui saluran yang dibangun akhir tahun lalu. “Kemungkinan genangan sampai dua minggu. Tanaman padi akan mati dan petani terpaksa menabur benih lain dan menanam ulang,” ujarnya. (naz/riz/yus/c43/aya)
Post a Comment