BREAKING NEWS

Blogroll

Friday, 27 January 2017

Apa Karya Goyang Beureunuen

Apa Karya Goyang Beureunuen
Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Aceh nomor urut 2, Zakarya Saman alias Apa Karya dan H T Alaidinsyah menyampaikan orasi politik dihadapan massa pendukungnya di Lapangan Bolakaki Persimura Mutiara, Pidie, Kamis (26/1). SERAMBI/IDRIS ISMAIL
* Tak Lagi Mencalon jika tak Terpilih

SIGLI - Kampanye akbar pasangan calon gubernur/calon wakil gubernur (cagub/cawagub) Aceh nomor urut 2, Zakaria Saman atau Apa Karya dan Teuku Alaidinsyah berlangsung meriah di Lapangan Sepakbola Persimura Beureunuen, Kecamatan Mutiara Timur, Pidie, Kamis (26/1). Apa Karya mampu menggoyang Beureunuen saat menyampaikan orasi politiknya di hadapan puluhan ribu massa yang memadati lapangan di pinggir jalan nasional itu.

Suami Cut Rahmi ini mampu membuat massa tenggelam dalam gelak tawa saat mendengarkan orasi politiknya yang dominan dalam bahasa Aceh dibandingkan bahasa Indonesia. Terkadang Apa Karya menggunakan bahasa Inggris dan mengutip ayat-ayat Alquran.

Mengawali pidato politiknya, Apa Karya melemparkan pertanyaan kepada massa pendukungnya. “Ngon bahsa peu lon peugah haba kampanye? Peu ngon bahsa Aceh, bahsa Indonesia? Bahsa Inggris lon jeut bacut-bacut/Dengan bahasa apa saya berbicara dalam kampanye? Apa dalam bahasa Aceh, bahasa Indonesia? Bahasa Inggris saya bisa sedikit-sedikit),” kata Apa Karya yang disambut gemuruh tepuk tangan dan teriakan massa.

Menurut Apa Karya, sebenarnya dia bersama Teuku Alaidinsyah tidak berkeinginan mencalonkan diri jadi gubernur Aceh. Tapi, memperhatikan masyarakat Aceh yang hidup di desa banyak yang masih hidup di bawah garis kemiskinan, tinggal di rumah tidak layak huni, dan menjadi pengemis, maka fakta ini menggugah dirinya untuk mendaftarkan diri bisa memimpin Aceh. Makanya, terserah kepada masyarakat apakah bersedia memilih Apa Karya atau tidak.

“Sangat tasayangkan leu that ureung gasien laweut nyoe. Peu buet pemerintah provinsi dan kabupaten? Sigeutrek beh-sigeutrek beh. Nyoe meunyoe jadeh digelar kandidat lom akan kubuka abeh/Sangat disayangkan betapa banyak warga miskin belakangan ini. Apa kerja pemerintah provinsi dan kabupaten? Sekali lagi-sekali lagi ya. Apabila jadi digelar debat kandidat lagi, maka akan saya buka habis semua,” kata Apa Karya.

Mantan menteri Pertahanan Aceh Merdeka ini berseru, perlu diingat oleh semua masyarakat agar tidak terpengaruh oleh genderang politik yang tidak mampu direalisasikan. Contohnya sekarang, pemerintah belum mampu berbuat banyak untuk Aceh.

Dalam kampanyenya kemarin, Apa Karya tidak mengangkat program muluk-muluk jika terpilih menjadi gubernur Aceh periode 2017-2022. Malah apabila dirinya tidak terpilih menjadi gubernur, maka Apa Karya mangangkat dua tangan tidak akan mencalonkan diri lagi.

“Lon cukop sigoe mencalonkan diri, maka jieh neupike beuabeh le droneuh mandum. Meunyoe neujak u rumoh lon silakan, tanyoe ureung Aceh. Tapi, meunyeu neutanyong masalah politik, teubit/Saya cukup sekali mencalonkan diri, maka cobalah kalian pikirkan semua. Jika datang ke rumah saya, silakan saja karena kita orang Aceh. Tapi, kalau datang untuk menanyakan masalah politik, silakan ke luar,” kata Apa Karya.

Apa Karya menambahkan, jika dijanjikan satu kepala keluarga (KK) akan menerima satu juta rupiah setiap bulan, tetapi tidak mampu dilaksanakan karena tak ada uang, maka tidak perlu berjanji kepada masyarakat jika tak mampu merealisasikannya.

“Sijuta satu KK, kali 15 bulan lalu kali limong thon tan peng. Pajoh jalo toh kapai, raya cilet ngon pajoh nyan kon/Satu juta per KK, kalau dikali 15 bulan, dikali lima tahun, tidak ada uang. Makan sampan keluarkan kapal itu bukan?” kata Apa Karya disambut geerrr massa.

Menurut Apa Karya, jika ia terpilih jadi Gubernur Aceh, maka akan dia jalankan kemauan masyarakat Aceh sesuai kemampuannya. Bila kemauan orang Aceh tersebut tidak melanggar undang-undang dan hukum Allah Swt, ia juga berjanji jika menjadi Gubernur Aceh akan meminta diusut kembali dana untuk eks kombatan GAM Rp 650 miliar yang dikucurkan Pemerintah Aceh tahun 2013 melalui 11 Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA).

Dalam orasinya, Apa Karya mengklaim bahwa program Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) justru berawal dari idenya yang disampaikan kepada pihak asing saat menjumpainya selagis masih berjuang di dalam hutan. Saat itu, 30 persen warga Aceh diserang penyakit, tapi mereka tak mampu mengobatinya.

Lalu, menurut Apa Karya, ia sampaikan kepada Dokter Zaini Abdullah dan Malik Mahmud yang kemudian disampaikan kepada Martti Ahtisaari (mediator perundingan RI dan GAM) yang kemudian menyampaikannya kepada Jakarta.

Pihak Jakarta, kata Apa Karya, kemudian menyambut program JKA dengan mengundang Penjabat Gubernur Aceh, Dr Mustafa Abubakar MSi untuk membahas masalah tersebut. “Dan, Mustafa Abubakar yang pertama membuat program JKA. Tapi JKA nyan ide lon/Program JKA itu ide saya,” tegas Apa Karya. (naz/c43/aya)

Share this:

Post a Comment

 
Copyright © 2014 Tribun Aceh. Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates